Pengikut

Sabtu, 31 Januari 2009

Shalat Berjamaah Tanpa Khilafat

Iqomati As Sholat (mendirikan shalat) dalam arti yang sebenarnya, tidak bisa kalau tanpa adanya Khilafat, sebab bagian yang paling baik dalam shalat adalah shalat jumah, sebagaimana yang didalamnya disampaikan khutbah jumah, dan dalam khutbah jumah itu disampaikan juga keperluan-keperluan umat. Sekarang, kalau tidak ada nizam khilafat, maka bagaimana bisa diketahui kebutuhan umat , misalnya apa yang bisa diketahui Jemaat yang ada di Pakistan, bahwa apa yang sedang terjadi di China, di Jepang dalam silsilah penyebaran Islam. Pengorbanan apa yang sedang diperlukan oleh Islam saat ini? Kalau ada sebuah markaz, Khalifah yang ditaati oleh seluruh umat Islam, pasti semua laporan dari seluruh penjuru dunia sampai kepada Beliau (Khalifah), bahwa disini sedang terjadi ini, disana sedang terjadi itu, dan begitu juga bisa menyampaikan kepada semua orang, bahwa saat ini di jemaat A sedang diperlukan bantuan ini dan itu. Karena itu ada satu fatwa kaum Hanafi, selama dalam Islam belum ada sultan maka tidak diizinkan melaksanakan shalat Jumat, Itulah hikmah-hikmahnya, begitu juga shalat eid. Sesuai dengan sunnah Rasulullah saw , bahwa Beliau selalu menyampaikan khutbah sesuai dengan keperluan umat, saya teringat 70 tahun dari sekarang ada orang, pada hari jumat imamnya mengatakan ayo angkat tangan kita dan berdoa semoga Allah SWT memberikan keselamatan kepada Amirul Mukminin Raja Jahangir. Orang yang polos itu tidak tahu bahwa Raja Jahangeer sudah wafat ratusan tahun yang lalu, saat itu sedang berada dalam pemerintahan Inggris .
Sebetulnya pekerjaan lseorang leader (pemimpin) adalah memberikan petunjuk kepada semua orang , tapi pimpinan ini memang harus mengetahui berita berita dari seluruh dunia .Hanya mengandalkan kabar kabar dari surat kabar saja, dia tidak akan tahu semuanya dan banyak juga kabar kabar yang berisi kebohongan didalamnya.Tapi Muballig Muballig kita yang tersebar di seluruh dunia dan juga anggota Jemaat yang tersebar di seluruh penjuru, melalui merekalah saya selalu mendapatkan kabar kabar yang benar dan cepat, dan kabar tersebut saya sampaikan lagi kepada seluruh anggota Jemaat .jadi memang Iqomati As Sholat tidak akan terwujud tanpa adanya Khilafat, begitu juga itaat kepada Rasul, tanpa ada wujud Khilafat, tidak akan mungkin terealisasikan karena maksud utamanya adalah semua berhimpun dalam satu ikatan kesatuan ,demikian juga para sahabat Nabi Shalat, saat ini juga umat muslim mendirikan shalat,para sahabat juga mengamalkan ibadah haji , begitu juga sekarang umat Islam mengamalkannya, tapi apa bedanya sahabat dizaman dulu dengan saat ini?Para sahabat , mereka menjadi pengikut nizam dan sudah sampai pada batas kesempurnaan ruh itaat .Ketika Rasulullah SAW memerintahkan kepada mereka , mereka seketika itu juga berdiri dan melaksanakannya .Umat Muslim sekarang , mereka uga mendirikan shalat, ibadah haji juga, membayar zakat juga tapi tidak ada keitaatan, tan itaat tidak akan ada selama tidak ada nizam .Jadi ketika ada khilafat, maka taat pada Rasul pun aka nada.Karena untuk masalah ibadah shalat , ibadah haji, merupakan bentuk itaat kepada Tuhan, sedangkan bentuk itaat pada Rasul maksudnya adalah ketika Beliau mengatakan bahwa sekarang waktunya untuk menyuruh untuk mengerjakan shalat , maka orang orang akan mulai sibuk mengerjakan shalat, atau Beliau memerintahkan untuk membayar zakat atau candah, maka semuanya membayar zakat atau candah atau penorbanan diri dan pengorbanan untuk negeri (TK jilid V hal. 368)

Takabbur

Pada dasarnya tabiat yang lain mengatakan bahwa Ini adalah ketakabburan dalam kebaikan. Tidak ada kecintaan terhadap kebaikan, karena kalau ada kecintaan terhadap kebaikan, pasti dalam urusan urusan yang lainnya pun akan nampak adanya kebaikan kebaikan. Ketika dari satu sisi seseorang memiliki kekurangan, dia akan memperlihatkan kelemah lembutan. Seorang yang jujur, bersih dalam urusan bisnis/jual beli, dia dengan kerasnya menyerang orang lain, tapi ketika kelemahan yang lain yang dia miliki, maka dia akan menutup nutupinya. Jadi bersikap takabbur dalam hal kebaikan, terbukti telah menyebabkan banyak sekali kehancuran didunia ini. Banyak sekali kisah kisah para pendeta yang anda dapatkan dalam sejarah-sejarah, disana ditemukan adanya kebaikan kebaikan yang mereka usahakan untuk menafizkan dalam masyarakat dengan keras, sangat kejam tapi kalau ditemukan adanya kelemahan kelemahan pada diri mereka sendiri, maka mereka pun menutup matanya sendiri. Hakikatnya adalah kalau kita memperhatikan uswah Rasulullah SAW dengan seksama maka bisa diketahui bahwa, bukanlah “kerendah hatian” kalaulah sesuatu itu ada (kita miliki), lantas seorang anak manusia merendahkan diri atau berlaku lemah lembut kepada orang lain. Rasulullah SAW, segala kebaikan Beliau SAW telah sampai pada derajat yang paling tinggi, kalaulah naudzubillah min Zaalik, diizinkan untuk bersikap takabbur dalam perkara kebaikan, maka Rasulullah Pasti akan memutuskan hubungan dengan seluruh umat manusia, dan pasti akan berlaku karas dalam segala urusan, tapi Beliau tidak pernah bersikap keras dalam perkara apapun. Kebaikan yang mana yang Rasulullah SAW tidak samapai dalam derajat kesempurnaannya? Tapi dalam menafizkan kebaikan kebaikan itu, sedemikian rupa Beliau persembahkan dengan penuh kelembutan, kecintaan, kasih sayang . Karena ketika Beliau melarang orang lain dalam hal keburukan, kadang kadang kalau kita perhatikan dalam hati, maka bisa diketahui, bahwa Beliau tidak pernah melarang sesuatu atas dasar ketakabburan dirinya, karena itu untuk menerapkan (menasihatkan) kebaikan kebaikan, penting sekali kerendah hatian, mereka yang rajin dalam shalat (namazi) berusahalah untuk menasihatkan, menerapkan kepada orang lain tentang shalat dengan penuh kasih sayang, dan jangan menganggap orang lain lebih rendah dan hina dari pada kita. Mereka yang rah go, maka sampaikanlah itu dengan penuh saccaiy, mereka yang bersih, jujur dalam urusan-urusan, maka dalam urusan urusan berikanlah ajaran mengenai keadilan dan ketakwaan tadi dengan penuh kerendah hatian dan janganlah berusaha untuk melarang dengan cara-cara …………..dalam rumah tangga juga banyak sekali pertengkaran pertengkaran yang disebabkan karena hal seperti ini. Ketika pada sang suami terdapat satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh sang istri, maka sedemikian rupa sang suami menyombongkan diri, sehingga kelemahan yang sedikit adna pun tidak bisa tahan, tetapi keburukan yang terdapat pada nya (suami), dia memalingkan mukanya (pura pura tidak tahu) dari hal itu. sehingga dalam perkara itu dia terpaksa untuk menyampaikannya dengan penuh kelembutan. karena itu keburukan menyebar didalam rumah dan dengan sendirinya rasikh dalam dirinya karena dia sendiri terjerumus dalam keburukan itu yang dia sendiri tidak bisa menjauhkannya. Kenapa kebaikan tidak meresap dalam dirinya karena cara cara dalam menerapkan kebaikan itu dia lakukan dengan cara yang takabbur. dan yang tampak akan berlawanan dari itu. Saya banyak sekali melihat dalam rumah tangga 2 yang anak anak mereka malah menampilkan wajah yang berlawanan dari orang tua mereka, seorang ayah yang keras dalam menerapkan kejujuran, anaknya malah menjadi pendusta, seorang ayah yang keras dalam mendidik shalat, tapi anaknya malah menjadi orang yang tidak shalat. seorang Ibu yang keras dalam masalah pardah, tapi anaknya malah menjadi orang yang tidak berpardah. Kenapa malah menampakkan bentuk bentuk yang berlawanan seperti ini.Dimana saja gambar itu tampil malah sebaliknya disana kelemahan yang paling mendasar, bapak bapak akan tahu bahwa mereka melakukan itu dengan cara cara yang takabbur dan kebencian. Sedangkan dengan adanya kebencian dan ketakabburan akan menampilkan wajah yang sebaliknya. karena itu kalaulah berusaha untuk menafizkan kebaikan itu dengan cara cara yang salah atau berusaha untuk menerapkan itu dimasyarakat, maka dari pada akan timbul kebaikan malah akan timbul kebalikannya. karena itu dsabdakan dalam Al Quran Karim Watawaa soubil haqqi watawaa soubissobr , TIDAKLAH MENASIHATKAN DENGAN …., tapi nasihatilah dengan penuh kesabaran dan kesabaran tidak ada hubungannya dengan ketakabburan sedikitpun. sabar dikatakan setelah menempuh kedukaan dalam hati lalu menyampaikan kebaikan itulah yang namanya sabar. karena dalam memperbaiki lingkungan maka kita hendak ingat dengan baik terhadap hal ini. Dalam hal hal yang Allah Ta’ala telah menganugerahkan kabaikan kepada Tuan tuan, maka ambillah manfaat dari hal itu dengan penuh kerendahan hati. inilah Uswah Hazrat Muhammad Mustafa SAW , kalaulah contoh ini yang kita pilih maka, maka Insya Allah dalam hal hal kecil pun akan memberikan pengaruh yang dalam sekali. Hazrat Masih Mauud AS bersabda:”Aku hanya membawa dua perkara saja yang pertama carilah tauhid Tuhan yang kedua sampaikanlah rasa kasih sayang dan rasa simpati sepenanggungan sesama manusia. Perlihatkanlah contoh yang bagi orang lain merupakan karamat. Inilah dalil yang sudah terlahir pada para sahabat “kuntum a’daa’an fa allafa baina quluubikum” talikh / tarikh adalah sebuah I’jaaz (kehormatan) ingatlah sebelum diantara kalian bahwa segala sesuatu yang kalian sukai, kalian juga menyukai itu untuk saudara saudara kalian dia bukanlah dari jemaat ku. dia berada dalam musibah dan ujian, hasil akhirnya adalah tidak baik .Aku adalah pembuat kitab didalamnya setiap orang akan dipisahkan yang tidak bisa menguasai jazbaat / hawa nafsunya, bertengkar untuk hal hal yang sepele , masalan seseorang yang mengatakan ada seorang bodyguard yang melompat 10 .. dan yang lain berdebat mengenai masalah itu sehingga timbullah kina, kedengkian , contoh ini sepele saja , tapi kalau kita perhatikan pertengkaran pertengkaran yang terjadi pada masyarakat disebabkan oleh hal hal seperti inilah, dalam satu majlis berkumpul, sambil minum cae, ditempat tempat sepeti inilah hal hal tersebut muncul. disana selalulah takabbur yang menjadi penangung jawab dalam kerusakan. seseorang mengatakan sesuatu atau mendakwakan, yang lainnya lagi juga mengatakan sesuatu untuk merendahkan orang itu , atau pada saat itu jugalah dia mendustakannya, dan dia menolaknya dengan keras, masalah apapun juga apakah itu berhubungan dengan bodyguard atau yang lainnya. Selalulah kefasadan itu terlahir dikarenakan ketakabburan. orang yang berkata kata dia takabbur demi untuk memperlihatkan kebesarannya, akhirnya disebabkan karena takabbur bisa menjadi ihsaas e kam trin. Akhirnya timbullah wujud kina itu, perpisahan dengan kemarahan, kebencian (BUGZ), merupakan tanda mahdi , apakah tanda itu tidak akan tersempurnakan? begitu warna yang mengherankan hasilnya, bersabda: Kalian menisbahkan berasal dari kami, memberikan dalil kebenaranku kepada dunia, dan terjauh dari bugz merupakan satu tanda dari tanda tanda mahdi, apakah kalian mendustakan ku dengan amal amal kalian? Untuk tidak menyempurnakan tanda ini?Kemudian bersabda, seperti halnya masalah kedokteran ketika dalam beberapa penyakit tidak di kal kama kan, maka penyakit itu tidak dapat hilang, dengan wujudku insya Allah dalam setahun akan terlahir jemaat. Apa sebab bahm adawat (permusuhan)? Bakhil ru’uwnat, khud pasandi dalam semagat itu saya telah memberitahukan bahwa aku akan menulis kitab ….. dan akan memisahkan semua orang orang dari jemaat ku mereka tidak akan dapat menguasai hawa nafsu mereka tidak akan tersisa kecintaan dan persaudaraan.ingatlah ada tamu yang tinggal beberapa hari , sebelum diperlihatkan contoh yang baik saya tidak bisa berkeberatan disebabkan karena sesuatu hal , orang yang seperti ini setyelah baiat masuk dalam jemaat ku, tapi tidak sesuai dengan kehendaku, dia layaknya seperti ranting yang kering , yang kalau tiidak dipotong oleh tukang kebun, maka apa lagi ? ranting yang kering kalau tinggal denga bagian pohong yang lain yang subur, hijau, dengan dahan yang hijau , dia menyerap air, tapi dia tidak bisa menyuburkannya. Bahkan dahan itu akan membuat yang lain …..jadi takutlah, seseorang tidak akn tinggal bersamaku , yang tidak mengobati dirinya sendiri , karena itu saya akan menulis hal ini dalam kitab dengan tafsil.saya akan menulis beberapa fikrah arabi, saya akan melaksanakan kewajiban saya. Kemudian bersabda ingatlah bahwa dalam hal hal kecil, melukai perasaan saudara kita bukanlah hal yang baik.Rasulullah SAW adalah mutammim keseluruhan akhlak.dan pada saat ini Allah Taala untuk namunah yang terakhir , akhlak Beliau telah ditegakkan , kalu itu tidak bisa di amalkan maka sungguh sangat disesalkan sekali dan tidak beruntng, jadi janganlah membukakan aib orang lain ,karena kadanga kadang manusia setelah membuka aib orang lain, dengan sendirinya dia akan terkepung , kalaulah aib itu tidak terdapat didalamnya, tapi kalaulah aib itu benar benar ada , maka masalahnya adalah dengan Allah Ta’ala lah.Masih Mauus as telah membedakan secara halus sekali, yang kita harus memperhatikannya.beliau tdak bersabfa bersabda , janganlah membukakan aib yang salah , tapi Beliau bersabda janganlah menuduh aib kepada orang lain.Kemudian selanjutnya ada dua bentuk,kalau dituduhkan aib yang salah, dijelaskan keburukan seseorangb yang padahal tidak terdapat pada orang lain, maka kadanga kadang hukumannya sangat keras, supaya aib itu timbul pada diri kamu, dan semoga kamu sendiri yang terjerumus dalam aib itu.kalaulah aib itu ada , maka tetap saja janganlah menuduh aib itu!lalu untuk perkaranya ,……………………..banyak sekali kebiasaan orang orang , menuduh orang lain uyang tidak benar , jauhilah hal hal yang seperti itu, berikanlah manfaat bagi umat manusia , saling tolong menolong sesama saudara dan berlakulan baik terhadap tetangga.yang paling pertama jauhilah syirik ,karena ini merupakan basic dalam ketakwaan, kamudian bersabda, bahwa ini adalah akar dalam kerusakan dan penyakit , memegang kesalahan orang orang dan disebarkan , memgang aib orang lain dan didalam satu majlis itu di olok olokkan di tertawakan, semua takabbur timbul dikarenakan adapt adapt buruk seperti inilah.setelah membeberkan kesalahan orang lain, denga seperti ini jiwa kita pun akan rusak , kita hendaknya menjauhinya. Maksudnya semua perkara ini termasuk dalam ketakwaan. Orang yang mengambil manfaat dalam ketakwaan dalam masalah intern ataupun luar , akan dimasukkan kedalam malaikat.orang orang muttaqi akan diselamatkan dari musibah 2 dunia , tuhan akan menjadi pelindung, penutupnya.sebelum cara cara ini tidak dilakukan , tidak akan ada manfaat apa apa.saya melihat dalam jemaat juga, disebabkan karena lelucon lelucon , juga akhirnya saling menyerang kehormatan sesamanya, dan bertengkar dengan saudaranya.nama Allah Taala adalah sattar kenapa kita tidak berkasih sayang pada saudara saudara kita, menutupi kelemahan orang lain.hendaknya kita menutupi kelemahan orang lain dan tidak menyerang kehormatan orang lain. Dalam satu hikayat di ceritakan ada seorang raja selalu menulis ayat ayat al Quran, seorang maulwi mengatakan, bahwa ayat ini tulisannya salah, raja langsung pada saat itu uga dairah khenc lia ayat itu, bahwa ayat ini akan dipotong , ketika si Mullah itu pergi , maka ayat tadi itu dipotong.ditanyakan kepada raja kenapa Tuan melakukan hal yang seperti ini, menjawab sebenarnya , si ulama tadi yang salah , saya berfikir supaya bagaimana dia menjadio dil jui (senang) ini adalah misal yang halus sekali meskipun dalam posisi benar pun dia tetap merendahkan hati.meskipun dalam posisi benar dia bersikap akhlak yang mulia dan rendah hati, dalam posisi benar seperti halnya pembohong dia berusa untuk merendahkan diri (tazallul)seorang mulwi ingin mengorek ngorek kesalahan si raja tadi padahal sebenarnya tidak salah , padahal orang orang kadang dengan mengolok olokannya mengatakan bahwa kamu sendirilah yang keliru.dia mengambil kesimpulan dan tidak juga dia berkata bohong , tidak mengatakan bahwa kamu (maulwi) berkata benar daerah khenc lia dia berpikir untuk merobek yang salah tadi , raja tadi karena itu dia daerah khenca, bahwa aku akan memotong daerah itu begitu juga si mullah tadi jadi senang.akhiri taan setiap masalah berakhir dengan akhlak yang luhur,kalau akhlak Tuan adalah akhlak yang luhur , kalaulah Tuan menyerap sifat Rasulullah SAW bahwa dimana ada kebaikan yang berderajat sempurna, disanalah ..... bagi mereka yang tidak memilikii sesuatu bagi orang itu kehormatan apa yang ingin dia perlihatkan?begitu seperti disebuah rumah dimasak daal, dia mengatakan daal yang ada dirumah saya itulah yang saya hidangkan,tidak bisa kita mengatakan begitu .yang ada daal mau bilang apa lagi oarng itu ?kecuali kalau dia merusak nama daal itu , seperti diceritakan ada seorang miskin datang kerumah orang kaya, si kaya tadi menyuguhinya makan, yangt terhidang di meja makan makan makanan yang enak bagus bagus, sambil mempersilahkan mengatakan , maafkan saudaraku daal yang ada dirumahku telah ku hadirkan , silahkan saja, sekali waktu si kaya tadi datang kerumah si miskin , yang memang betul betul makannya daal , sambil mempersilahkan dia bingung, si orang tkaya tadi menyebut makanan yang mewah tadi saja sebagai daal , apa yang harus saya katkan karena memang makanannya benar benar daal, dia mengatakan , Bhai , gand(kekotorang yang ada dirumah saya .kalau jkalian tidak memiliki kebaikan takabbur apa lagi yang akan kamu perlihatkan?nama kekotorang , lebih besar dari itu bisa diberikan nama kekotorang yang besar.karendah hatian apa yang akan kjalian perlihatkan ?kerendah hatian bisa di katakan kalau ada kelebihan, dan kelebihan tadi sedemikian rupa disembunyikan seolah olah tidak ada kelebighan itu , dalam posisi benar berbohong untuk memperlihatkan kerendahan, kehinaan.atau setelah menjadi Nabi Allah yang suci dan mengatakan dihadapannya bahwa aku adalah hina tempat segala kebencian api manusia , aku tidak memiliki sesuatu apapun.orang mengatakan na laik nahin hota qabuul, itu namanya kerendah hatian , rendah hatilah akan kelebihan kelebihan kita , dan lihatkan bnagaimana lingkungan dengan cepatnya akan ...... janganlah bertakabbur dengan keburukan orang lain.kita terpaksa memperlihatkan kerendahhatian terhadap atas kelemahan kelemahan kita , ceritanya seperti ini sampai mana berhunbungan dengan kelemahan insani, orang yang memperlihatkan kerendah hatian atas kebaikan kebaikannya.maka atas segala kelemahannya dia sedemikian rupa tunduk dihadapan Allah Taala, selain dari pada rasa malu penyesalan dan mengalirkan air mta di hadapan Allah, tidak ada yang lain lagi , dan orang orang yang takabbur atas segala kebaikannya.dia tidak mendapatkan taufik untuk malu atas segala keburukan keburukannya.di dalam kedua hal ini terdapat hubungan yang sangat mendalam , yang kit tidak akn dapt memisahkany , ingatlah bahwa orang yang takabbur atas segal kebaikannya.saya ulangi lagi , kadang kadang kepada dia tidak nampak kelemahan kelemahannya , dan dua hal ini memikliki satu hubungan yang menda;lam , dan hasilnya dia tidak mendapatkan taufik untuk menyesal dan beristighfar, merakalah yang mendapatkan taufuk intuk menyesal dan istighfar , mereka yang memperlihatkan kerendah hatian ats segala kebaikannya pun.dan kalaupun ada keburukan tidak ada lagi kondisi bagi dia selain menjadi air dihadapan Alah Ta’ala.karena itu masalah ini sudah diselesaikan dihdapan kita .kenapa Hazrat Rasulullah SAW beristighfar ? kalau Tuan bersikap rendahj hati atas satu atau dua kebaikan, Beliau dihadapan Allah Ta’ala untuk beristighfar

Jumat, 30 Januari 2009

Shalat Berjamaah Tanpa Khilafat?

Iqomati As Sholat(mendirikan shalat) dalam arti yang sebenarnya, tidak bisa kalau tanpa adanya Khilafat, sebab bagian yang paling baik dalam shalat adalah shalat jumah, sebagaimana didalamnya disampaikan khutbah jumah, dan dalam khutbah jumah itu disampaikan juga keperluan-keperluan umat. Sekarang, kalau tidak ada nizam khilafat, maka bagaimana bisa diketahui kebutuhan umat?, misalnya apa yang bisa diketahui Jamaah yang ada di Pakistan, bahwa apa yang sedang terjadi di China, di Jepang dalam silsilah penyebaran Islam. Pengorbanan apa yang sedang diperlukan oleh Islam saat ini? Kalau ada sebuah markaz, Khalifah yang ditaati oleh seluruh umat Islam, pasti semua laporan dari seluruh penjuru dunia sampai kepada Beliau (Khalifah), bahwa disini sedang terjadi ini, disana sedang terjadi itu, dan begitu juga bisa menyampaikan kepada semua orang, bahwa saat ini di jemaat A sedang diperlukan bantuan ini dan itu. Karena itu ada satu fatwa kaum Hanafi, selama dalam Islam belum ada sultan maka tidak diizinkan melaksanakan shalat Jumat, Itulah hikmah-hikmahnya, begitu juga shalat eid. Sesuai dengan sunnah Rasulullah saw , bahwa Beliau selalu menyampaikan khutbah sesuai dengan keperluan umat, saya teringat 70 tahun dari sekarang ada orang, pada hari jumat imamnya mengatakan ayo angkat tangan kita dan berdoa semoga Allah SWT memberikan keselamatan kepada Amirul Mukminin Raja Jahangir. Orang yang polos itu tidak tahu bahwa Raja Jahangeer sudah wafat ratusan tahun yang lalu, saat itu sedang berada dalam pemerintahan Inggris .
Sebetulnya pekerjaan lseorang leader (pemimpin) adalah memberikan petunjuk kepada semua orang , tapi pimpinan ini memang harus mengetahui berita berita dari seluruh dunia .Hanya mengandalkan kabar kabar dari surat kabar saja, dia tidak akan tahu semuanya dan banyak juga kabar kabar yang berisi kebohongan didalamnya.Tapi Muballig Muballig kita yang tersebar di seluruh dunia dan juga anggota Jemaat yang tersebar di seluruh penjuru, melalui merekalah saya selalu mendapatkan kabar kabar yang benar dan cepat, dan kabar tersebut saya sampaikan lagi kepada seluruh anggota Jemaat .jadi memang Iqomati As Sholat tidak akan terwujud tanpa adanya Khilafat, begitu juga itaat kepada Rasul, tanpa ada wujud Khilafat, tidak akan mungkin terealisasikan karena maksud utamanya adalah semua berhimpun dalam satu ikatan kesatuan ,demikian juga para sahabat Nabi Shalat, saat ini juga umat muslim mendirikan shalat,para sahabat juga mengamalkan ibadah haji , begitu juga sekarang umat Islam mengamalkannya, tapi apa bedanya sahabat dizaman dulu dengan saat ini?Para sahabat , mereka menjadi pengikut nizam dan sudah sampai pada batas kesempurnaan ruh itaat .Ketika Rasulullah SAW memerintahkan kepada mereka , mereka seketika itu juga berdiri dan melaksanakannya .Umat Muslim sekarang , mereka uga mendirikan shalat, ibadah haji juga, membayar zakat juga tapi tidak ada keitaatan, tan itaat tidak akan ada selama tidak ada nizam .Jadi ketika ada khilafat, maka taat pada Rasul pun aka nada.Karena untuk masalah ibadah shalat , ibadah haji, merupakan bentuk itaat kepada Tuhan, sedangkan bentuk itaat pada Rasul maksudnya adalah ketika Beliau mengatakan bahwa sekarang waktunya untuk menyuruh untuk mengerjakan shalat , maka orang orang akan mulai sibuk mengerjakan shalat, atau Beliau memerintahkan untuk membayar zakat atau candah, maka semuanya membayar zakat atau candah atau penorbanan diri dan pengorbanan untuk negeri (TK jilid V hal. 368)